lowongan Media Indonesia
mengajak putra-putri Indonesia terbaik untuk menduduki posisi:
ASISTEN REDAKTUR mediaindonesia.com (kode: ASRED COM)
kualifikasi khusus: – Pria/wanita, maks.30 tahun – Pendidikan min.S1 (berbagai disiplin ilmu) – Mampu memimpin bawahan – Mampu berbahasa Inggris, Toefl min.500 (min.di LB LIA) – Pengalaman di bidang yang sama min.3 tahun – Diutamakan pernah bekerja di industri penerbitan atau media online (sertakan tulisan dan contoh karya) – ? Bersedia bekerja shift
ASISTEN REDAKTUR PUBLISHING (kode: ASRED PUB)
kualifikasi khusus: – Pria/wanita, maks.30 tahun – Pendidikan min.S1 (berbagai disiplin ilmu) – Mampu memimpin bawahan – Mampu berbahasa Inggris, Toefl min.500 (min.di LB LIA) – Pengalaman di bidang yang sama min.3 tahun – Diutamakan pernah bekerja di industri penerbitan majalah (sertakan tulisan dan contoh karya)
December 19, 2009 Posted by successfreshgraduate | Lowongan Kerja Pilihan | lowongan dunia jurnalistik, lowongan gaji tinggi, lowongan majalah, lowongan media indonesia, lowongan surat kabar, lowongan wartawan | Leave a comment
IDE BISNIS
HARTAKU ADA DI MANA-MANA
Tumpukan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Baleharjo kini sudah semakin rata. Bahkan semula masyarakat sekitar terganggu dengan aroma tak sedap, kini juga semakin berkurang, karena sampah tersebut kini sudah berubah menjadi pupuk organik.
“Setiap hari tidak kurang 50 ton sampah diolah menjadi pupuk organik yang siap pakai,” kata Koordinator Produksi Organisasi Gemari Nuri yang didampingi salah seorang mekanik Hasan ketika ditemui KR di sela-sela memproduksi sampah di TPA Baleharjo, belum lama ini.
Pengolahan sampah yang dilakukan atas kerja sama Pemkab Gunungkidul Organisasi Gerakan Masyarakat Agraris (Gemari) Yogyakarta dilakukan sejak 4 bulan lalu. Seluruh peralatan produksi berasal dari Gemari, sementara Pemkab Gunungkidul hanya menyiapkan lahan dan sampah yang akan diolah.
Untuk memproduksi sampah menjadi pupuk organik dikerahkan 13 karyawan baik tenaga mekanik, tenaga produksi dan pemasaran. “Para karyawan tersebut sebagian besar dari , paling tidak dari sekitar lokasi TPA Baleharjo,” tambah Nuri.
Sementara itu Bagian Pemasaran Gemari Tulus yang ditemui secara terpisah mengatakan, untuk pemasaran pupuk organik yang diproduksi dari sampah hingga saat ini sudah ada MoU dengan Kabupaten Wonogiri dan beberapa Gabungan Kelompok Tani baik di Gunungkidul dan Bantul serta Kulonprogo.
Untuk Kabupaten Wonogiri sudah ada kesepakatan awal permintaan pupuk sebanyak 2 ribu ton. Sedangkan untuk lokal Gunungkidul yang sudah dikirim kurang lebih 140 ton, belum termasuk pengiriman dalam jumlah kecil baik ke sejumlah kelompok tani di Gunungkidul maupun DIY. Adapun harga jual pupuk organik yang sudah dicampur dengan bakteri ini hanya Rp 200 per kilogram.
Jasmine memang berarti melati. Dalam plesetan yang dibuat perempuan Riezka Rahmatiana (23), kata ”jasmine” diubah menjadi ”JustMine” untuk mengangkat penganan tradisional pisang ijo asli Makassar ke masyarakat. Bahkan, pisang ijo ini dijadikan peluang usaha waralaba.
Mirip semerbak keharuman bunga melati, gadis kelahiran Mataram, Nusa Tenggara Barat, pada 26 Maret 1986 ini mengawali usaha kecilnya pada saat duduk di bangku kuliah sebagai mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran, Bandung. Kini, kartu namanya sudah tertulis Riezka Rahmatiana sebagai Presiden Direktur ”JustMine”.
Semangat kewirausahaan, begitulah yang mengawali Riezka. Awalnya, kata Riezka, adalah kesumpekan. Banting tulang orangtuanya dalam mencukupi kebutuhan keluarga, termasuk menyekolahkan anak-anak, mendasari pikiran Riezka untuk berupaya agar dia bisa berdiri di atas kakinya sendiri.
Orang tua bekerja sejak pagi hingga larut malam. Hasil banting tulang seharian dilakukan untuk meraih gaji. Kemandirian wirausaha itulah yang secara diam-diam tumbuh dalam diri Riezka.
”Saya tidak mau menyusahkan orangtua. Berbekal modal awal Rp 13,5 juta, tahun 2007 bisnis makanan pisang ijo yang segar mulai menjadi pilihan untuk dipasarkan di Kota Bandung,” kata Riezka.
Ketika mengambil keputusan berwirausaha di sela-sela kuliahnya, anak pertama dari dua bersaudara ini mengaku mendapat larangan keras dari orangtuanya. Mereka menganjurkan dia agar mencari pekerjaan yang aman.
Riezka pun menuturkan jatuh dan bangunnya mencicipi aneka pekerjaan di sela-sela kuliahnya. Mulai dari menjadi anggota jaringan pemasaran alias multi level marketing (MLM), penjual pulsa telepon seluler, hingga menjajal bekerja di sebuah kafe. Dari sebagian menyisihkan penghasilan bekerjanya selama itulah, Riezka memulai usaha pisang ijo khas Makassar.
Tanggal 16 Maret 2009 menjadi momentum perjalanan wirausahanya. Riezka memang belum pernah ke Makassar, tetapi ketekunannya mencari penganan tradisional dan kemauannya untuk belajar memproduksi pisang ijo itulah menjadi modal dasarnya. Tanya-tanya resep pun terus dilakukannya.
Pisang dipandang sebagai bahan baku yang relatif murah dan selalu mudah diperoleh di pasar. Hanya dengan dibalut adonan tepung beras yang diberi warna hijau, sajian khas ini bisa mulai dipasarkan dengan nama tren Pisang Ijo.
Dari sanalah kreativitas Riezka bermunculan. Dari sajian pisang ijo orisinal, Riezka mengembangkannya dengan aneka rasa, seperti pisang ijo vanila, stroberi, coklat, dan durian. Semangkok pisang ijo yang disiram sedikit cairan fla yang gurih akan menjadi bertambah segar apabila ditambah pecahan es batu. Apalagi, kreativitasnya dilakukan dengan menambahkan serutan keju dan mesis coklat.
Penghasilan tak terbatas
Dorongan menjadi entrepreneur terjadi justru ketika Riezka membaca buku berjudul Cashflow Quadrant bahwa tidak ada karyawan yang bisa memperoleh penghasilan tak terbatas.
Benarkah hipotesis tersebut? Riezka membuktikan lewat ketekunannya. ”Kalau orang atau setidaknya orangtua saya bekerja dari pagi hingga malam, untuk pada akhirnya mencari penghasilan, saya justru sebaliknya. Kita semestinya tidak bekerja mengejar penghasilan, tetapi biarlah uang mendatangi kita,” ujar Riezka yang akhirnya mewaralabakan usahanya itu.
Dari usaha kecilnya ini, Riezka membuka peluang berinvestasi dengan sistem waralaba. Alhasil, dari satu gerai, kini ada 10 pewaralaba pisang ijo yang tersebar, terutama di kota Bandung, Jawa Barat.
Pemilihan mitra pun dilakukan selektif karena visi yang diemban adalah ”Kepuasan konsumen adalah kepuasan kami. Kesuksesan mitra adalah kesuksesan kami.” Pemilihan gerai bukan sekadar melihat berkas yang diajukan calon mitra, apalagi uang waralaba yang disiapkan mitra.
Melalui penelitian lokasi pasar, Riezka berani mengambil keputusan diterima atau tidaknya seorang mitra. Dia pun memprediksi, besarnya potensi pasar terhadap produknya di lokasi tertentu.
”Sasarannya tetaplah mahasiswa. Karena itu, lingkungan kampus menjadi target lokasi,” kata Riezka.
Bersama sahabatnya, Erwin Burhanudin, Riezka membangun sistem waralaba. Mereka pun mengaku tidak ingin gegabah memperoleh sebanyak-banyaknya pewaralaba. Kapasitas produksi tetap harus menjadi acuan usahanya.
Cepat atau lambat, Riezka yang murah senyum kini sudah mulai menuai hasil. Enam karyawannya ikut bekerja keras menunjang usaha waralabanya dengan memproduksi sekitar 500 porsi setiap harinya.
Soal keuntungan, pokoknya sangat menggiurkan. Sebagai wirausaha muda yang berhasil masuk sebagai finalis tingkat nasional Wirausaha Muda Mandiri 2008, Riezka hanya berharap, setitik perjalanan hidupnya bisa memberikan napas kehidupan masyarakat sekitarnya.
Suatu ketika seorang yang baru saja mau memulai suatu usaha tentulah mempunyai banyak sekali pertanyaan,yang pertanyaan itu tentulah membutuhkan jawaban yang memuaskan dan berharap semua jawaban itu terlontar dari mulut seorang pengusaha pula.
“Pak Heppy ini produk yang baru saya kembangkan, sirup jahe pak, kira-kira bisa meledak nggak pak, produk ini baru lho pak masih belum beredar di pasaran” begitu kira-kira pertanyaan yang sering terlontar.
Setelah mencicipi sirup jahe yang dibuat itu, barulah kita membuat suatu argumen, rasanya enak. Produk ini juga praktis dan mudah disajikan setiap saat. Dan yang penting lagi produk ini dibuat dengan biaya produksi yang sangat kompetitif per botolnya, sehingga dengan harga jual yang tidak terlampau tinggi bisa mendapatkan margin yang cukup bagus.
Apakah produk ini akan meledak dan menghasilnya uang buat kita? Apakah produk ini akan disukai masyarakat? Jawabnya adalah mungkin ya dan mungkin tidak!
Kesalahan yang sering kali kita lakukan dalam meluncurkan produk atau jasa adalah kita menganggap bahwa kita tahu apa yang diinginkan oleh target market kita. Bagaimana kita tahu sedangkan customer sendiri tidak tahu apa yang mereka inginkan. Kalau kita tahu apa yang customer inginkan tentu bisnis menjadi sangat mudah bagi kita. Dan kalau customer tahu apa yang mereka inginkan maka bisnis juga menjadi mudah buat kita.
Sebelum memulai meluncurkan sebuah produk langkah yang paling aman untuk kita lakukan adalah dengan mencari tahu dulu apa yang customer inginkan, Find out what they wan! Bicaralah dengan target market, dengan calon customer yang akan kita bidik sebagai sasaran pemasaran produk anda.
Apa yang membuat mereka sakit. Apa yang mengkhawatirkan mereka. Apa yang membuat mereka frustasi. Apa yang membuat mereka merasa senang, merasa aman, merasa terpenuhi, sehingga anda benar-benar tahu produk seperti apa yang harus anda buat dan lebih penting lagi anda tahu apa yang harus anda komunikasikan kepada target market anda tersebut.
Sebagian besar orang memulai dengan pengembangan produk dan kemudian menjualnya, dan baru mengetahui apakah customer menginginkannya atau tidak setelah barangnya laku atau tidak. Banyak kegagalan bisnis terjadi karena pendekatan yang digunakan terbalik. Mereka meluncurkan produk yang tidak diinginkan oleh target market, mereka mengandalkan inovasi dan kreatifitas yang didasarkan pada obsesi diri sendiri bukan obsesi customer. Namun banyak sukses bisnis dilahirkan dengan produk-produk yang sederhana bahkan beberapa terkesan tidak bermutu, namun kenyataannya produk tersebut diserbu oleh customer.
“Tara Nasiku” adalah contoh sebuah produk yang dilahirkan oleh pemain besar di industri consumer goods di negeri ini dan telah menyedot bermilyar-milyar biaya pemasaran untuk meng-edukasi masyarakat, namun hari ini kita lihat “Tara Nasiku” tidak dibeli oleh target market, kenapa? Karena target market tidak menginginkannya!
Selalu ada cara untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh customer, tidak mudah memang, tapi membangun produk dengan asumsi kita mengetahui apa yang customer inginkan adalah sebuah risiko tinggi! Q-Tela, Kusuka, dan Kingkong adalah contoh sukses bisnis yang dilahirkan dari produk yang biasa-biasa saja, mereka mampu mencetak bermilyar-milyar rupiah tiap bulannya hanya dari kripik singkong yang biasa kita jumpai di pinggir jalan, mengapa? Karena mereka menemukan apa yang diinginkan oleh customer!
Customer ingin kripik singkong yang terkesan higienis. Customer ingin makan kripik kentang tapi tidak ingin kelihatan kampungan. Customer ingin kripik kentang yang bisa dibeli di tempat mereka berbelanja sehari-hari.
Salah satu perusahaan saya, Balimuda Food, ketika mengembangkan produk kripik yang terbuat dari kentang, dalam perjalanannya beberapa anggota team menginginkan untuk membuat kripik kentang dengan rasa barbeque, cheese, dan rasa yang lain.
Namun setelah melakukan “pembicaraan” dengan customer, “menyelidiki” dengan seksama keinginan tersembunyi mereka, ternyata kripik kentang rasa asli lebih disukai dari kripik kentang dengan rasa tertentu. Alhamdulillah, akhirnya team meluncurkan produk barunya, kripik kentang asli merk “DIENG”, saat ini kripik kentang asli “DIENG” bisa dijumpai di supermarkset dan di pasar-pasar tradisional!
selamat mencoba……………….
Usaha Dengan Modal NOL
Bagi sebagian masyarakat yang belum pernah bekecimpung dalam dunia usaha atau bisnis tentulah banyak sekali pikiran atau prasangka-prasangka yang kurang baik sebelum melangkah memulai usaha,ini tentunya membuka pelung yang cukup besar dalam meraih kegagalan,karena tanpa di sadari sebenarnya dia sedang membuat lubang kegagalan untuk diri sendiri.Berbicara tentang memulai bisnis, banyak orang langsung terhenti langkahnya karena merasa tidak memiliki modal untuk memulainya. “Saya sebenarnya ingin menjadi pebisnis, tapi saya tidak punya modal” begitulah kira-kira komentar dari rata-rata para pemula yang saya jumpai, dan modal yang dibicarakan disini maksudnya adalah uang cash yang dimiliki untuk memulai bisnis.
Dalam konteks yang lain, sebuah angka statistik membuktikan bahwa 50% bisnis tutup sebelum ulang tahunnya yang kedua, 80% tutup sebelum ulang tahun yang kelima. Dan yang sangat menarik untuk dicermati, ternyata salah satu sebab mengapa mereka gulung tikar dalam usia yang sangat muda adalah “Easy Money”, uang dan kredit yang terlalu mudah didapat. Kok bisa begitu?
Ternyata easy money membuat pebisnis menjadi bodoh. Dengan uang dan kredit yang mudah didapat mereka memiliki kesempatan yang sangat luas untuk menutupi kesalahan-kesalahan dalam berbisnis. Contohnya ketika sales tidak mencapai target, ketika piutang tidak tertagih, ketika team tidak dapat menyelesaikan tugas tepat waktu, ketika pendapatan tidak dapat menutupi biaya yang harus dikeluarkan, maka dengan easy money dan easy kredit anda akan merasa baik-baik saja. Ini karena selalu dapat menutup kekurangan cash flow tanpa melakukan perbaikan kinerja, sehingga rendahnya sales tidak mempengaruhi psikologi perusahaan, dan team anda seolah-olah mendapatkan pesan “mencapai target sales tidak penting di perusahaan ini”.
Banyak entrepreneur berlari dari satu masalah ke masalah yang lebih dalam karena selalu menutupi kesalahannya dalam berbisnis tidak dengan cara melakukan perbaikan fundamental dalam melakukan bisnis. Ketika bisnis mengalami kesulitan keuangan yang disebabkan oleh kinerja yang payah yang mereka lakukan adalah dengan melakukan restrukturisasi keuangan, dengan memberikan talangan uang cash baik yang diambil dari kocek pribadinya maupun dengan cara menghutang, bahkan banyak di antara yang saya jumpai mereka menutup masalah keuangan dengan cara memakai uang rentenir yang berbunga tinggi.
Mereka memimpin dengan uangnya, sampai satu titik bisnis mereka benar-benar berhenti karena beban keuangan sudah sangat dalam sedangkan kinerja bisnisnya tidak pernah membaik seperti yang dibayangkan. Entrepreneur sukses memimpin perusahaan bukan dengan uangnya tetapi dengan waktunya!
Sebuah kontradiksi, para pemula menganggap bahwa uang adalah kunci sukses bisnis, kenyataannya uang justru bisa menjadi pembunuh bisnis, karena uang yang mudah membuat entrepreneur bodoh. Kalau kita lihat kisah sukses para pebisnis, sebagian besar diantara mereka justru memulai bisnis dengan serba kekurangan modal, inilah yang memaksa mereka selalu berfikir kreatif, karena tidak ada pilihan kecuali harus meningkatkan kinerja perusahaan untuk bertahan hidup dan berkembang.
Mereka memulai usaha dengan modal seadanya, mengumpulkan uang lewat bisnis kecil dan melangkah ke bisnis selanjutnya yang lebih besar. Sebenarnya apa yang mereka lakukan dalam dunia entrepreneurship disebut “Financial Bootsrapping”, meminimalisasi uang cash yang diperlukan ketika memulai sebuah bisnis.
Financial bootstrapping bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari cara mendapatkan barang dengan tempo pembayaran yang panjang, berbagi sarana bisnis dengan orang lain, penerapan inventory minimum, dan sebagainya. Banyak buku-buku yang memberikan inspirasi bagaimana anda memulai bisnis dengan modal yang sangat terbatas (mereka menyebutnya modal 0 atau modal dengkul), saya juga baru menyadari bahwa saya melakukan financial bootstrapping ketika memulai bisnis, barangkali itulah sebabnya saya ditulis sebagai salah seorang yang termasuk dalam buku “10 Pengusaha yang sukses membangun bisnis dari 0” terbitan Gramedia.
Cerita yang sangat menginspirasi datang dari Dell Computer yang memulai bisnis hanya dengan US 1.000 dolar, dan dalam beberapa tahun bisa membawa Dell Computer menjadi bisnis dengan skala ratusan juta dollar.
Pertanyaannya “Dapatkah anda memulai bisnis dengan uang cash sejuta sampai sepuluh juta rupiah saja?”
Sebaiknya lakukanlah dengan penuh keyakinan sebelum memulai berbisnis karena di dunia bisnis pastilah akan di jumpai masalah-masalah yang selalu menguji kesabaran dan ketanguhan kita melanggengkan usaha kita karena sesungguhnya keberhasilan selalu beriringan dengan kegagalan.
KECIL HASIL BESAR
Lapangan kerja sebenarnya ada di dekat kita.Coba tengok Batok atau tempurung kelapa kerap kali dibuang begitu saja di pasar-pasar tradisional. Padahal, batok kelapa bisa sebagai bahan baku mentah untuk diolah menjadi arang. Produk arang batok kelapa
sebagai bahan baku setengah jadi itu pun dapat diolah lagi menjadi produk arang yang inovatif.
Produk batu arang tempurung kelapa (coconut shell briquette charcoal) dapat diproduksi sesuai kebutuhan pasar dan menjadi produk ekspor unggulan. Pengolahan tempurung kelapa menjadi arang dilakukan dengan cara pembakaran. Setumpuk tempurung kelapa dimasukkan ke dalam drum. Kemudian, tempurung kelapa dibakar. Setelah itu, tempurung kelapa yang belum dibakar dimasukkan lagi setahap demi setahap ke dalam drum.
Hal itu terus-menerus dilakukan sampai drum penuh dengan tempurung kelapa. Setelah penuh, drum ditutup dan seluruh batok kelapa di dalam drum mengalami proses pembakaran. Lambat laun, tempurung kelapa akan menjadi arang. Setelah dipisahkan dengan sampah- sampah hasil pembakaran itu, arang tempurung kelapa akan menjadi bahan baku produk arang inovatif yang akan diekspor ke pasar dunia.
Pembakaran tempurung kelapa itu dilakukan pekerja di PT General Carbon Industry (PT GCI) di Batam, Provinsi Kepulauan Riau. Sayangnya, jumlah tempurung kelapa—sebagai bahan baku dasar—untuk dibakar menjadi arang itu masih sangat terbatas.
Akibatnya, PT GCI harus mendapat pasokan arang tempurung kelapa sebagai bahan baku dari pemasok yang berasal dari berbagai daerah, seperti Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. PT GCI membutuhkan 300-400 ton arang tempurung per bulan sebagai bahan baku untuk produksi arang tempurung yang inovatif. ” Empat kilogram tempurung atau batok kelapa hanya dapat menghasilkan 1 kilogram arang tempurung,” kata General Manajer PT GCI Tonny. Jika kebutuhan bahan baku arang tempurung 300-400 ton per bulan, berarti dibutuhkan 1.200 ton batok kelapa per bulan.
Dari arang tempurung, PT GCI mengolah atau memprosesnya lebih lanjut menjadi produk arang yang berorientasi ekspor. Arang tempurung dibentuk dan dicetak dengan mesin pencetak sesuai kebutuhan pasar. Setelah dicetak, produk arang itu pun masih harus dipanaskan dalam mesin pemanas. Volume produksi arang tempurung PT GCI saat ini mencapai 300 ton per bulan.
Untuk produk tertentu, menurut Tonny, produk arang itu juga diberi bahan kimia. Fungsi bahan kimia itu hanya untuk dapat menyalakan api pada arang tersebut tanpa harus menggunakan bahan bakar, seperti minyak tanah.
Untuk mengontrol kualitas arang tempurung, PT GCI juga memiliki beberapa alat kontrol. Sebelum produk dikirim, arang tempurung yang diproduksi juga diuji coba untuk melihat kualitas, seperti lama pembakaran pada arang.
Saat ini, arang tempurung kelapa yang diproduksi PT GCI sudah menembus pasar dunia. Di Eropa, arang tempurung PT GCI menembus Perancis, Belgia, Belanda, Inggris, Austria, Italia, Jerman, Swedia, dan Denmark.
Di Asia, produk arang PT GCI menembus pasar Singapura, Jepang, dan Korea Selatan. Bahkan, PT GCI juga menggarap pasar Timur Tengah (Timteng), seperti Lebanon dan Suriah.
Dari ekspansi ke pasar dunia itu, menurut Tonny, nilai ekspor per tahun rata-rata 1 juta-1,2 juta dollar AS (sekitar Rp 9,5 miliar-Rp 10,8 miliar). ”Nilai ekspor per tahun mencapai belasan miliar rupiah,” katanya.
Potensi pasar
Potensi pasar ekspor produk arang tempurung masih besar. Di Eropa, arang tempurung dibutuhkan untuk memanggang daging (barbecue).
Di Timteng, arang tempurung lebih banyak digunakan untuk ”merokok” atau shisha. Sementara itu, di Asia, seperti Jepang dan Korea Selatan, arang tempurung digunakan untuk keperluan memasak di restoran.
Arang tempurung dinilai memang lebih mudah masuk ke pasar dunia, khususnya Eropa. Produk itu lebih mudah digunakan. Kualitas dinilai lebih baik daripada arang berbahan baku tanaman bakau. ”Daya tahan pembakaran arang tempurung lebih lama,” kata Tonny.
Produk arang tempurung juga dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak merusak tanaman, seperti tanaman bakau. Apalagi, isu pemanasan global yang sangat sensitif di Eropa.
Direktur Utama Avava Group, yang membawahi PT GCI, Tarman mengungkapkan, arang tempurung yang diproduksi PT GCI biasanya diubah nama produk oleh pemesan. Namun, pihak PT tetap mensyaratkan pada kemasan tetap dicantumkan ”buatan Indonesia”.
Jika tidak mencantumkan ”buatan Indonesia”, pihak PT GCI membatalkan pemesanan. ”Label buatan Indonesia memang harus dicantumkan. Itu kebanggaan. Produk arang bisa memasuki Eropa dan negara- negara lain,” kata Tarman. Saat ini, pihak PT GCI berencana memperluas produksi mengingat pesanan kian banyak.
Tarman menjelaskan, industri pembuatan arang tempurung yang dilakukan PT GCI saat ini pada mulanya merupakan industri milik investor dari Korea Selatan tahun 2004. Namun, industri itu merugi.
Tahun 2007, lanjut Tarman, pihaknya mengambil alih dan meneruskan bisnis arang tempurung kelapa. Pemasaran pun terus dilakukan. Dengan peluang pasar ekspor yang besar, itu berarti kebutuhan bahan baku batok kelapa pun akan semakin besar. Peluang itu pun seharusnya dapat ditangkap oleh pelaku usaha kecil dan menengah untuk memanfaatkan batok kelapa.
Batok kelapa dapat dimanfaatkan untuk pembuatan arang. Arang dari batok kelapa pun dapat menjadi bahan baku bagi industri menengah untuk diolah lebih lanjut menjadi produk arang berorientasi ekspor.
sumber,kompas
BUKA BISNIS TAK PERLU KANTOR
Bagi anda yang belum mendapatkan pekerjaan, bosan dengan rutinitas kerja kantor dan kemacetan setiap hari, ingin memulai tantangan baru, mungkin anda bisa mulai mencoba usaha sederhana di rumah yang dapat memberikan berbagai keuntungan
.
“Pertumbuhan usaha yang dijalankan dari rumah terus meningkat secara signifikan,” kata perencana keuangan serta penulis buku Sulistyawati, saat peluncuran bukunya yang berjudul 101 Ide Bisnis Tanpa Kantor di Jakarta.
Sulistyawati mengatakan, banyak keuntungan yang didapat dengan berbisnis di rumah seperti tidak perlu menyewa tempat khusus, cukup mendesain dan mengatur ulang ruangan rumah untuk dijadikan ruang kerja sesuai yang diinginkan. “Tinggal menentukan ruang mana yang memungkinkan, bahkan ruang tidur pun bisa disulap menjadi kantor,” katanya.
Selain itu, tidak perlu waktu khusus untuk berangkat ke lokasi kerja yang bisa memakan waktu berjam-jam akibat kemacetan dan dapat menghindari stres di jalan.
Keuntungan lain adalah, menghemat biaya baik untuk kendaraan, baju, sepatu, tas kerja, makan siang, dan sebagainya, serta waktu kerja yang fleksibel. “Bisa juga melakukan peran ganda seperti mengurus keluarga, serta dapat menjadi potensi peningkatan pendapatan keluarga,” ucapnya.
Sedangkan kelemahan berbisnis di rumah, kata Sulistyawati, adanya perasaan terisolir dari lingkungan kerja, kesendirian, pendapatan yang tidak teratur, perasaan jenuh bekerja di tempat yang sama.
Selain itu, ada anggapan usaha di rumah sebagai pekerjaan yang tidak serius dan kurang profesional karena lokasinya di rumah dan tanpa ikatan. “Kendala lain usaha di rumah sering dilakukan tidak kosisten, banyak gangguan seperti dari anak, tetangga, serta adanya perasaan takut gagal,” katanya.
Untuk itu, lanjutnya, sebelum terjun ke dalam bisnis sebaiknya mempelajari resiko dan kelemahan sehingga mampu menghadapi segala kemungkinan.
Menurut Sulistyawati, banyak ide bisnis sederhana yang banyak dibutuhkan orang. Sebagai contoh, usaha yang berhubungan dengan kamar tidur seperti produksi seprei dan bed cover, agen atau toko seprei dan bed cover. Contoh lain, yang berhubungan dengan kamar mandi seperti distributor detergen dan pembersih kamar mandi, sabun, lulur, dan peralatan mandi.
“Usaha lain yang banyak dibutuhkan khususnya kaum wanita, seperti salon, butik, penjahit, distributor busana muslim, produksi jilbab, ritel aksesoris, penjual parfum, Multi Level Marketing produk kecantikan, kerajinan aksesoris dan sebagainya,” katanya.
Untuk usaha yang berhubungan dengan dapur, kata Sulistyawati, seperti toko sembako, pembuatan kue, katering, kafe, kursus memasak dan membuat kue, penyedia pembantu rumah tangga dan sebagainya.
Sedangkan yang berhubungan dengan anak, lanjut dia, seperti butik perlengkapan bayi, desainer kamar anak, jasa penitipan anak,toko mainan anak dan kado, serta kelompok bermain dan taman kanak-kanak. “Usaha lain seperti penerjemah, agen koran dan majalah, rental buku dan komputer, penulis, kreasi bunga, penyedia jasa kurir, percetakan, budidaya tanaman hias,rental sepeda motor,” kata dia.
Sulistyawati juga membagi ide usaha sederhana lainya dari banyak bidang yang dapat di lakukan di rumah dengan modal yang tidak terlalu banyak dalam buku setebal 194 halaman tersebut.
Sulistyawati manambahkan, untuk memulai usaha harus diperhatikan beberapa hal, seperti apakah menyukai bisnis tersebut, adakah keahlian yang mendukung, tahu bagaimana menjalankanya, modal yang cukup, dan ada kaitannya dengan hobi. “Jika jawabannya ‘ya’ berarti siap memulai usaha tersebut,” ucapnya.
Selain itu, harus dibuat perencanaan dan konsep bisnis yang baik, meliputi nama usaha, jenis usaha, rencana pengembangan, keuangan, cara memperoleh dan pengembalian modal, perkiraan laba rugi, rencana pemasaran dan sebagainya..
Sulistyawati juga membagikan tips bagaimana cara menjalankan usaha dan bagaimana memasarkan produk yang baik dalam buku tersebut.
disadur sepenuhnya dari http://www.kompas.com
ADA KEUNTUNGAN BESAR DI BALIK INI…..
tak menyangka,kata yang tepat untuk menggambarkan kesuksesan ini.Awalnya September 1999,
Noor Syamsu Zauhar mendirikan Riser Service, sebuah bengkel dinamo dengan 1 karyawan di daerah Kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Meski demikian, di bengkel yang berukuran 4 x 6 itu, Syamsu kerap menerima orderan dari perusahaan-perusahaan di wilayah itu.
Lazimnya para entrepeuneur kecil, keinginan Syamsu untuk untuk mengembangkan usahanya terkendala oleh faktor dana. Padahal dari potensi yang ada, ia yakin bisa meraup omzet yang lebih besar.
Keberuntungan ternyata tidak jauh dari Syamsu. Adalah Lembaga Pengembangan Bisnis (LPB) bentukan tim CSR Adaro, yang melihat potensi dari bengkel yang awalnya hanya beromzet Rp 5-6 juta perbulan itu. Melalui Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Banua Bauntung yang dibentuk tim CSR Adaro, tahun 2006 Syamsu mendapatkan kucuran pinjaman lunak sebesar Rp 100 juta.
Begitu mendapatkan modal tersebut, Syamsu langsung menggunakannya untuk membangun bengkel baru di lokasi yang lebih strategis serta untuk menambah modal usaha.
Selain modal, LPB juga memberikan pelatihan untuk meningkatkan kualitas karyawan di bengkel milik Syamsu. Pelatihan yang diberikan diantaranya pelatihan administrasi sederhana dan studi banding ke dealer sepeda motor mitra LPB dan ke salah satu pabrik otomotif ternama.
Dengan lokasi yang baru dan keterampilan karyawan yang meningkat, omzet bengkel Syamsu kini naik 4 kali lipat, kini ia meraup omzet rata-rata Rp 20 juta per bulan.
Bahkan Syamsu kini memiliki 1 cabang bengkel dinamo di Tamiang Layang Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah. Jumlah karyawan yang awalnya hanya 1 orang pun bertambah menjadi 7 orang.
LPB sendiri melakukan pembinaan terhadap usaha mikro kecil dan menengah yang ada di wilayah operasional Adaro yaitu di Kabupaten Tabalong dan Balangan. Salah satu sektor usaha yang dibina adalah usaha perbengkelan sepeda motor dan perbaikan dinamo. LPB menilai usaha ini mempunyai prospek yang cerah karena sejalan dengan kebutuhan masyarakat di transportasi. Pembinaan yang diberikan kepada UKM bengkel antara lain pelatihan. Pelatihan ini mencakup aspek teknis untuk mengembangkan keahlian mereka sesuai perkembangan teknologi, dan aspek non teknis yaitu perbaikan terhadap manajemen dan bagaimana menumbuhkan etos kewirausahaan UKM dalam bisnis perbengkelan.Marilah kita menjadi orang sukses selanjutnya…
KENALI MASALAH PERUSAHAAN ANDA
Berawal dari cerita Seorang dokter pemilik sebuah rumah sakit menyampaikan masalah keuangan yang dihadapi rumah sakit yang dikelolanya . “Saya memiliki masalah keuangan yang cukup rumit.
Selama satu tahun ini keuangan saya chaos. Padahal pemasukan cukup baik . Tingkat hunian kamar rawat inap diatas 41 persen setiap bulan. Herannya, setiap bulan saya harus terus nombok 100 hingga 200 juta setiap bulan,” katanya malam itu.
Masalah-masalah ini memang kerap menghantui bagi para pemula di dunia usaha seperti yang di sampaikan dokter tadi. Sebelumnya dia mengelola sebuah klinik dan cukup berhasil. Karena cita-citanya ingin menyediakan layanan kesehatan yang prima dan islami di lingkungannya Pak Dokter ini mendirikan rumah sakit dengan tingkat pelayanan yang lebih massif.paparnya mencoba memberi tahu.
Walaupun sebenarnya ini adalah “masalah biasa” yang dihadapi oleh pengusaha yang sedang start up. Namun karena tidak bisa melihat masalah perusahaannya masalah yang biasa saja dianggap sebagai masalah yang rumit.
Bisa di ambil perumpamaan, sebelumnya Pak Dokter ini hanya mengendarai sepeda dan sekarang dia sudah membawa mobil. Tentu saja sangat berbeda skill yang dibutuhkan untuk menyetir mobil dengan sebuah sepeda.
Secara umum ada tiga jenis masalah yang dihadapi sebuah perusahaan, yakni masalah Normal, Abnormal dan Life Threatening. Masalah Normal adalah masalah biasa yang hampir selalu ada dalam setiap perusahaan.
Layak seorang bayi yang sering terbangun dan menangis di tengah malam atau menjelang pagi. Tidak perlu diberi obat tidur untuk mendiamkan sang bayi. Bahkan bila obat tidur terus diberikan setiap kali dia menangis justru akan mengancam kehidupan bayi itu.
Begitu juga masalah Abnormal adalah masalah yang tak lazim ada dalam sebuah perusahaan. Masalah jenis ini bisa muncul dari berbagai sebab. Umumnya masalah ini sering bersumber dari owner perusahaan itu.
Sedangkan Masalah Life Threatening atau masalah yang mengancam hidup adalah masalah luar biasa yang dapat membunuh perusahaan. Cara mengambil utang yang salah atau penanganan masalah normal yang keliru dapat menjadi masalah Life Threatening. Seperti bayi yang bangun dan menangis tengah malam yang terus diberi obat tidur tadi. Masalahnya normal tapi karena penanganannya yang salah berubah menjadi masalah yang mengancam hidup.
Sebab itulah sebelum menentukan tindakan apa yang akan diambil terhadap masalah yang terjadi dalam perusahaan anda, kenalilah dulu masalah apa yang terjadi dalamnya. Salah satu cara cepat untuk mendiagnosa masalah itu adalah laporan keuangan perusahaan.
Sayangnya banyak pengusaha yang tidak mau melihat atau memeriksa laporan keuangan perusahaannya. Alasannya beragam, ada yang takut melihat laporan itu karena banyak yang “merah” . Ada juga karena tidak bisa membaca laporan keuangan. Kalaupun bisa tetapi tidak fluent sehingga tidak bisa dengan cepat mendiagnosa masalah. Padahal dari sebuah laporan keuangan yang singkat mengandung sebuah cerita yang panjang tentang apa yang sedang terjadi dalam sebuah perusahaan.
Agar fluent membaca laporan keuangan maka ilmu tentang uang mutlak harus dikuasai . Di IIBF keahlian itu disebut dengan Financial Literacy dan setiap anggota IIBF harus menguasainya. Untuk menguasai itu cukup dengan mengikuti kelas financial literacy yang diadakan IIBF terdekat. Agar setiap muncul masalah dalam perusahaan dapat segera dideteksi tanpa harus menunggu menjadi masalah yang lebih serius. Sebab banyak yang salah memberikan treatment akibat tidak bisa mengetahui masalah sebenarnya.
kesimpulannya kenalilah masalah perusahaan anda dengan baik baru kemudian menentukan sikap.
tags
30 tahun badan sar beasiswa beasiswa gratis beasiswa ke jepang bekerja sama dengan pertamina D3 dephub DPRD jateng Endang rahayu Sedyaningsih Gubernur Bibit Waluyo ilmu pengetahuan inspirasi karir untuk guru(SD karyawan baru KERJA CEPAT kerja di magelang kerja di semarang Kerja luar negeri kerja petambangan kiat sukses laki-laki lembaga pendidikan loker lowongan BUMN lowongan desember lowongan dosen lowongan gaji tinggi Lowongan guru lowongan guru desember lowongan guru swasta lowongan kerja lowongan kerja baru lowongan kerja di salatiga lowongan kerja montir lowongan kerja terbaru lowongan PLN lulusan s1 magelang matematika Menkes RI monbukagakusho muntilan nyonya meneer purwokerto nyonya meneer semarang pasar pebisnis peluang peluang bisnis PELUANG KERJA peluang kerja khusus peluang usaha pemimpin dan pebisnis pendidikan d3 pengalaman perusahaan rokok Perusahaan shell tawarkan polri Program 100 hari Depkes PT PHILIP renungan S1 Saham SLTA) SLTP solo sukses temanggung Tenaga kerja di Depkes tni UMK Upah Kota Semarang usaha kecil www.bnbp.go.id yogyakartasearch
HOT IKLAN